Kamis, 06 Oktober 2022

7 Fakta Menarik Film KKN di Desa Penari, Lokasi Masih Menjadi Teka-teki

 

Film KKN di Desa Penari menjadi menjadi perbincangan hangat. Sejak tayang perdana 30 April lalu, film tersebut sudah meraih lebih dari 3 juta penonton.

Film yang diangkat dari kisah nyata ini awalnya berupa thread di lini masa Twitter yang diunggah akun Twitter @SimpleM81378523 pada 2019. Thread terseut kemudian viral.

Penayangan film KKN di Desa Penari sempat tertunda dua kali karena pandemi Covid-19. Ada beberapa fakta menarik dari film begenre horor ini. Berikut ini fakta-fakta film KKN di Desa Penari:

1. Dua versi cerita
KKN di Desa Penari memiliki dua narasumber, yaitu versi penuturan Nur dan Widya yang keduanya merupakan dua dari 6 mahasiswa dalam kegiatan KKN di Desa Penari.

Akun Twitter @SimpleM81378523 menyamarkan nama-nama keduanya sehingga Widya dan Nur bukanlah nama asli mahasiswa tersebut.

Kegiatan KKN sendiri terjadi tahun 2009 dan diikuti 14 mahasiswa. Akun Twitter @SimpleM81378523 hanya mengisahkan enam mahasiswa agar cerita lebih fokus.

2. KKN terjadi di kota B

Lokasi asli KKN disebutkan berada di sebuah kabupaten di Jawa Timur dengan inisial B. Muncul dua nama kota, yaitu Bondowoso dan Banyuwangi. Namun belakangan lebih condong ke Banyuwangi.

Alasannya, Banyuwangi terdapat dua hutan, yaitu Alas Purwo dan Alas Gumitir, serta dekat dengan tradisi tari. Sampai sekarang lokasi pasti kisah KKN di Desa Penari masih menjadi misteri.

3. Desa Penari yang misterius

Widya adalah mahasiswa yang pertama kali mengusulkan Desa Penari sebagai tujuan KKN. Sampai akhirnya desa tersebut dipilih karena masih asri dan lokasinya terpencil.

4. Kepala Desa awalnya tidak mengizinkan KKN

Rombongan mahasiswa yang di Desa Penari sempat ditolak kepada kepala desa setempat, Pak Parbu. Alasannya, selama ini desa setempat belum pernah menjadi lokasi KKN.

Namun, karena rombongan datang dari tempat yang jauh, kepala desa akhirnya mengizinkan dengan persyaratan tertentu. Salah satunya mahasiswa tidak dilarang melewati garis pantangan.

Pak Prabu sempat menunjukkan sebuah tapak tilas desa, garis pembatas yang tidak boleh dilewati siapa pun.

5. Tempat pemandian keramat

Desa Penari memiliki tempat pemandian keramat, yaitu sinden. Saat Widya dan Nur mandi di sinden, Nur mencium baum anyir daging busuk. Dia juga merasa ada yang menyentuh tubuhnya saat mandi.

Sinden berupa bangunan mirim candi yang biasa digunakan warga setempat untuk mandi atau kegiatan lain, seperti mencuci. Sinden misterius itu rupanya angker, penunggu mengikuti Widya dan Nur pulang ke pondokan.

6. Dua mahasiswa meninggal dunia

Setelah melewati banyak teror dan kejadian mistis, kegiatan KKN jadi kacau. Apalagi setelah dua mahasiswa, Ayu dan Bima, melanggar aturan adat desa.

Keduanya kesurupan terus-menerus sampai sekarat. KKN kemudian dihentikan, pihak keluarga dan kampus menjemput para mahasiswa keluar lokasi KKN.

Bima sempat dirawat di rumah sakit namun dua minggu kemudian meninggal dunia. Ayu juga sempat menjalani beragam pengobatan medis,dan non-medis sampai menjalani terapi di sebuah pondok pesantren.

Pihakkeluarga dan pondok pesantren sempat mengadakan pengajian selama tujuh malam sebelum akhirnya Ayu meninggal dunia, menyusul Bima.

7. Cerita ditulis selama 11 Hari

Kisah KKN di Desa Penari ditulis akun Twitter @SimpleM81378523 selama 11 hari, mulai 24 Juni 2019 hingga 5 Juli 2019 dari penuturan Widya.

Sedangkan cerita dari sudut pandang Nur ditulis selama 5 hari mulai 20 Juli hingga 25 Juli 2019. Thread tersbeut kemudian viral di lini masa Twitter

Akun Twitter @SimpleM81378523 sempat menjadi tamu podcast Raditya Dika di kanal Youtube, dan mengungkapkan awal mula dia menulis thread horor tersebut.

Awalnya akun Twitter @SimpleM81378523 mengaku tidak mendapatkan izin menuliskan di media sosial karena alasan privasi.

Namun, setelah kesepakatan bahwa nama-nama baik lokasi, mahasiswa, dan universitas dirahasiakan akhirnya thread bisa diunggah.

Karena itu, Desa Penari sebagai lokasi tempat KKN itu sampai sekarang tetap misteri, dan masih menjadi teka-teki.

Rabu, 05 Oktober 2022

Bikin Merinding, Kisah Mistis Terjebak di Kampung Gaib

 

https://caspo777.onl/register


Berkunjung ke sebuah daerah memang harus ekstra hati-hati dengan etika dan perilaku kita ya, Guys. Bertindak nggak sopan bisa langsung 'ditegur' sang penunggu, loh! Contohnya seperti dua pemuda Angga dan Bayu yang terjebak di sebuah kampung berpenghuni makhluk gaib. 

Pengalaman mereka diceritakan kembali oleh akun Twitter @SiskaNoviW. Berawal dari keinginan Angga dan Bayu untuk mendaki salah satu gunung, mereka berdua pun menginap di rumah pakdenya Bayu di dekat gunung tersebut.  

Meminjam motor milik pakde, Angga dan Bayu berangkat jam 8 pagi menuju kawasan gunung. Dalam perjalanan mendaki, Bayu yang mulai agak tertinggal karena kelelahan melihat Angga menenggak minuman keras dari botol kaca. 

"Angga, tenan loh yo! Kon lek sampek mendem trus karepe dewe nok panggon e uwong. Aku wegah nanggung resiko loh," Dengan bahasa Jawa Bayu memperingatkan sahabatnya.
(Angga, beneran loh ya! Kamu kalau sampai mabuk lalu seenaknya sendiri di tempat orang, aku nggak mau menanggung resikonya loh) 

Angga hanya tersenyum lebar. Saat mereka mencapai puncak gunung, firasat Bayu pun menjadi kenyataan. Angga yang mabuk muntah berkali-kali. Meski begitu dia masih tertawa-tawa. Bayu yang cemas dan khawatir pun memaksa Angga pulang menjelang subuh.  

Dari puncak gunung hingga pelataran parkir motor, Angga diam saja. Begitu juga saat motor beranjak meninggalkan kawasan gunung. Bayu merasa aneh dengan tingkah Angga yang biasanya cerewet dan banyak tingkah. Tapi belum sempat bertanya ke Angga, Bayu tiba-tiba mengerem laju motor. Yang ada di hadapannya sungguh tak dapat dipercaya. 

Seekor ular dengan ukuran sangat besar melintas di tengah jalan. Bayu kaget, namun dia hanya bisa menunggu sampai si ular selesai menyebrang jalan. Kini kekhawatirannya bertambah. Tak hanya mencemaskan Angga yang terdiam menatap jalan dan ular besar di hadapannya, Bayu juga takut ada hewan liar lain di sekitarnya.  

10 menit berlalu, namun si ular belum juga kelihatan ujungnya. Kabut yang semakin tebal membuat jarak pandang terbatas. Karena tak saling bicara sejak dari puncak gunung, Bayu tak melihat bahwa sahabatnya tak lagi duduk di atas motor. Bayu panik luar biasa menyadari Angga menghilang.

Dia mengambil ponsel dan kekagetannya bertambah saat melihat jam baru menunjukkan pukul 00.01 dinihari. Padahal Bayu yakin dia dan Angga meninggalkan puncak gunung pada jam 03.15. 

Namun soal jam hanya masalah kecil. Mungkin ponselnya error, pikir Bayu. Menemukan Angga di situasi gelap mencekam jelas lebih penting. Bagusnya, ular di tengah jalan sudah menghilang. Bayu bergegas menyalakan motor untuk mencari Angga. Namun mesin motornya tak kunjung menyala.

Di tengah kepanikan Bayu melihat tiga sosok nenek yang memanggul keranjang di punggung. Keranjang itu diikat kain yang terlilit di dada mereka. Mereka berhenti di depan Bayu yang sekarang panik dan takut. Namun mereka menenangkan Bayu dan memperkenalkan diri sebagai Mbah Ira, Mbah Sukma, dan Mbah Dwipo, warga Kampung Wurung. 

"Sakdurunge tekone srengenge, awakmu kudu metu soko alas iki," ujar salah satu dari  Lek sampek durung metu sampek srengenge teko. Awakmu bakalan nok kene sampek selawase," Ucap mbah dwipo 
(Sebelum datangnya matahari, kamu harus keluar dari hutan ini. Kalau sampai belum keluar sampai matahari datang, kamu akan di sini selamanya) 

Singkat cerita, Mbah Dwipo bersedia mengantar Bayu mencari Angga. Syaratnya, Bayu hanya boleh memegang bahu Mbah Dwipo dan dilarang menoleh ke kanan dan ke kiri. Bayu menurut. Selama perjalanan dia mendengar banyak suara, mulai dari suara gamelan hingga suara sekumpulan orang. Namun tak sedikitpun kepalanya yang menunduk bergerak ke arah suara itu.  Sampai langkah Mba Dwipo berhenti dan dia berkata,

"Koncomu saiki kenek gudo Nyai Galuh. Kui penungguk nok alas iki gawe menungso seng gowo sifat lan tutur elek nang kene," kata Mbah Dwipo dengan tampang prihatin. "Bengok en koncomu. Lek sampek peng telu koncomu ora noleh, dekne kudu ditinggal,"

Tanpa pikir panjang Bayu meneriakkan nama Angga yang sedang menari bersama seorang wanita. Seekor ular melilit di bahu sahabatnya itu. Dua kali meneriakkan nama Angga, Bayu mulai kecil hati Angga tak kunjung menoleh ke arahnya.  

Bayu memalingkan pandangan ke Mbah Dwipo yang kemudian menganggukkan kepala. Menyuruhnya mencoba untuk yang terakhir kali. Bayu pun menarik napas panjang sambil berdoa dalam hati. 

"Anggaaaaaaaaa, iki aku bayu. Sadar. Aku nok kene, Nggaaa!" Bayu berteriak. 

Angga berhenti menari dan menoleh ke arah Bayu. Wanita yang menari bersama Angga juga ikut menoleh. Wajahnya bersisik seperti ular dengan lidah terjulur. Matanya menatap Bayu penuh amarah. Mbah Dwipo pun sontak menyambar lengan Bayu dan mereka berdua berlari menjauhi wanita itu. 

"Le, wektune wes kate entek. Awakmu kudu tak tokno soko kene. Ayo, tutno mlakuku," Mbah Dwipo berkata kepada Bayu. 
(Nak, waktunu sudah mau habis. Kamu harus aku keluarkan dari sini. Ayo, ikuti jalanku) 

Sambil berlari mengikuti Mbah Dwipo, Bayu melihat orang-orang di sekelilingnya. Ada seorang tentara yang memanggul senapan, ada juga pria yang tubuhnya berdarah-darah, dan ada juga orang yang matanya hampir copot. Namun Bayu terus berlari di tengah kabut tebal dan hembusan angin kencang. Sampai kakinya terasa sakit dan dia terjatuh. Matanya terasa berat dan Bayu pun tak sadarkan diri. 

Saat membuka mata, Bayu melihat kedua orang tua dan pakdenya. Bayu menyadari dia terbaring di tempat tidur rumah sakit. Namun yang ada di kepalanya hanya Angga. 

"Sabar le, sabar. Angga selamat. Saiki sek dirawat nok kamar sebelah. Wes gausah khawatir le," Ujar Pakde.

(Sabar, sabar. Angga Selamat. Sekarang masih dirawat di kamar sebelah. Sudah, nggak usah khawatir) 

Bayu pun bernapas lega dan kembali mengingat apa yang sudah dilaluinya setelah menuruni puncak gunung bersama Angga. Pakdenya menjelaskan, warga menemukan Bayu dan motornya tergeletak di pinggir jurang. Sedangkan Angga ditemukan di pinggir sungai yang sangat jauh dari tempat Bayu ditemukan.  

Bayu memaksakan diri bangun dari tempat tidur menemui Angga. Dia melihat temannya masih belum siuman. Dalam hati Bayu berdoa semoga kejadian yang baru saja dia alami tak akan pernah terulang lagi kepada siapapun. 

Selasa, 04 Oktober 2022

Cerita Horor Desa Gondo Mayit, Kisah Mistis Pendaki Gunung

 


Ini merupakan kisah nyata. Bercerita tentang pengalaman mistis dua pendaki gunung di Jawa Timur, Erik dan Damar.

Kedua pendaki tersebut tersesat di sebuah desa gaib bernama Desa Gondo Mayit. Penulis kisah nyata ini terjadi pada kurun waktu tahun 2011–2012.

Mereka mulai mendali sekitar pukul 20.00 melalui jalur pendakian tidak resmi. Tidak seperti pendakian-pendakian sebelumnya, kali ini pendakian merekadi penuhi teror mistis.

Berawal dari Damar dia ingin buang air kecil. Dususul kemudian tercium aroma bunga kemboja yang menyengat. Sementara Erik melihat sosok di balik pepohonan yang ternyata kuntilanak.

Teror berbagai penampakan terus mereka alami. Namun, keduanya tetap melanjutkan pendakian. Anehnya, setelah berjalan sampai berjam-jam mereka tidak juga sampai di pos yang kedua.

Mereka sudah terbiasa mendaki gunung ini. Mnegingat mereka sudah berjalan sangat lama, seharusnya mereka bahkan sudah sampai pos tiga.

Karena sudah kelelahan , mereka pun berniat mendirikan tenda. Namun, mendadak mereka dikejutkan dengan suara kaki-kai yang berjalan dan suara gamelan di kejauhan.Karena sudah kelelahan , mereka pun berniat mendirikan tenda. Namun, mendadak mereka dikejutkan dengan suara kaki-kai yang berjalan dan suara gamelan di kejauhan.

Keduanya mengikuti suara itu dan menemukan orang-orang yang berjalan memanggul keranda jenazah. Sangat aneh karena menguburkan jenazah malam hari, dan dilakukan di gunung.

Keduanya merasa aneh karena orang-orang tersebut tidak bersedih, tapi justri terlihat gembira. Mereka bahkan membunyikan gamelan sebagai iringan pemakaman.

Di tengah suasana aneh itu, seorang nenek menghampiri mereka. Sang nenek mengatakan bahwa keduanya sedang tersesat di sebuah desa gaib, yaitu Desa Gondo Mayit. Dan siapa saja yang masuk ke desa itu tidak akan pernah selamat.

Kisah ini penuh dengan teror makhluk halus. Cerita ini pun penuh upaya kedua pendaki untuk menyelamatkan diri keluar dari Desa GondoMayit dari serangan makhluk halus yang menginginkan nyawa mereka.

Kisah lengkap ini bisa dibaca di: DESA GONDO MAYIT


Senin, 03 Oktober 2022

Kisah Mistis Kontrakkan Gratis


joy.link/caspo777bet

Ibarat uji nyali, pasti akan ditemui kejadian aneh di di rumah limasan milik Mbah Min.

Rumah tersebut memang sengaja dikontrakkan secara gratis bagi siapa saja yang mau menempati. Adakah yang berani menempati?

Rumah limasan milik Mbah Min (bukan nama asli) itu berada di desa Birit.

Mbah Birit sendiri bekerja di Jakarta dan baru pulang saat di desa ada hajatan atau saat Lebaran.

Agar rumah agar tetap dihuni, maka oleh Mbah Birit ditawarkan kepada siapa saja yang mau menempati tidak dipungut uang sewa alias gratis.

Karena gratisan, maka orang pun antre untuk bisa menempati rumah itu.

Yuk gabung dan main di joy.link/caspo777bet

Tapi herannya, hampir tidak pernah ada yang tahan lama. Hanya sebentar, kemudian digantikan oleh orang lain yang sudah siap menggantikan.

Begitu seterusnya hingga lebih 10 kali rumah itu berganti penghuni.

Dari sekian orang yang pernah menempati rumah Mbah Birit, ada-ada saja cerita yang muncul.

Bahkan sampai ada bekas penghuni yang mengatakabn, dibayar saja tidak mau tinggal di rumah tersebut.

Konon menurut cerita tetangga kanan dan kirinya, memang rumah itu mengandung misteri.

Hanya saja sampai saat ini misteri tersebut belum terpecahkan.

Penghuni yang terakhir, baru seminggu ternyata tidak tahan di rumah itu.

Kejadian yang aneh menimpa keluarga Lik Jan (bukan nama asli) yang menempati rumah Mbah Min.
Suatu saat anaknya hilang dan saat dicari oleh istri Lik Jan, tahu-tahu anaknya ternyata diajak seseorang tak dikenal dan sudah berada di luar desa.
Padahal ketika itu anaknya masih di depan TV.

Begitu ditinggalkan ke belakang mengambilkan makanan, tiba-tiba sudah raib dari tempatnya.
Lha kok anak itu malah ditemukan di tepi jalan di luar desa oleh Mas Di (juga bukan nama asli) yang baru pulang dari sawah.

Juga ada beberapa kejadian aneh lain dialami oleh Lik Jan.

Pernah suatu saat Lik Jan diajak saudaranya makan bareng di restoran, tapi tahu-tahu dirinya sudah berada di tengah sawah.

Rentetan kejadian aneh itu membuat Lik jan cepat-cepat kabur dari rumah Mbah Min.
Begitu rumah itu dikosongkan, datanglah Mas Mar (bukan nama asli) yang pengin menempati.
Ia cuma modal nekat dan niat pengin gratis saja. Orangnya dikenal ndablek, yang penting dapat tumpangan gratis.

Mas Mar termasuk paling tahan dengan godaan, sehingga akhirnya bersama keluarga mampu bertahan hingga saat ini.

Mereka malah sudah memiliki anak dan tetap tak ada gangguan. Hingga kini Mas Mar tetap nyaman.

Ternyata rahasia itu terletak pada tekat yang kuat dan gratisan itu.

Yuk gabung dan main di joy.link/caspo777bet