https://lapak303z.net/register |
Kisah horor kisah nyata ini dialami oleh Adit pada 2007 lalu. Ketika itu, Adit dan keluarga memiliki sebuah rumah baru di pinggiran Kota Bandung.
Rumah itu berdiri di atas lahan bekas rawa-rawa dan dijadikan sebuah kawasan perumahan yang luas.
Setiap satu minggu sekali, Adit dan keluarga meninjau rumah tersebut untuk melihat progres pembangunan.
Suatu waktu, dia datang dengan perasaan tidak enak. Menjelang waktu Magrib, usai melihat rumah barunya, Adit kembali ke rumahnya di kawasan Riung Bandung.
Di tengah perjalanan pulang, pembantunya bernama Reni mengaku tangannya dicolek oleh seseorang. Padahal, ketika itu, tak ada seorang pun yang mencoleknya.
Pada perjalanan yang belum terlalu jauh, Reni mendadak kesurupan. Sontak, semua orang di dalam mobil terkejut.
Adit yang membawa mobil pun mengaku bahwa mobilnya menjadi berat meskipun pedal gas sudah diinjaknya.
“Ren, kamu kenapa?” tanya ibu Adit.
Melihat Reni makin memberontak, Adit sadar bahwa Reni kesurupan. Suaranya menjadi lantang dan tenaganya sangat kuat.
Kondisi Reni makin mengkhawatirkan dan sesekali ingin keluar dari mobil.
“Reni mau pulang lagi. Ada yang nungguin Reni,” katanya.
Bapak Adit kemudian menelepon seorang ustaz di kawasan Antapani karena khawatir dengan keadaan. Kebetulan, posisi saat itu tidak terlalu jauh ke kawasan tersebut.
Adit pun membawa mobilnya ke rumah pak ustaz. Setiba di rumah ustaz, Reni mendadak pulih. Adit pun menjelaskan kronologinya pada pak ustaz.
Mendengar ada yang mencolek tangannya, pak ustaz mengatakan jika Reni disukai oleh jin. Tidak cuma satu sosok, tetapi ratusan jin.
Reni kemudian diberi air doa oleh pak uztaz. Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan pulang. Namun, kejadian seram kembali terjadi.
Saat tiba di rumah, Reni tertawa dengan mata melotot. Ketika Adit memberikan Al-Qur’an agar dibaca bersama-sama, Reni tertawa makin kencang seperti kuntilanak.
Adit kemudian menelepon ustaz di sekitar rumahnya dengan harapan agar Reni kembali normal. Namun, ketika ustaz itu datang, Reni tak kunjung membaik.
“Dia disukai ratusan jin,” kata pak ustaz. “Susah untuk mengeluarkannya.”
Menurut pak ustaz, ratusan jin itu mencolek tangan Reni saat Reni melamun. Para jin itu merasukinya dan ingin membawanya pergi.
Memasuki tengah malam, Reni makin memberontak dan melakukan kehendak di luar kuasanya. Sesekali dia berbicara sendiri di kamar dengan keadaan gelap dan masuk ke kamar mandi sambil bernyanyi seram.
“Ren, istigfar, Ren, istigfar” kata bapak Adit.
Jam 2 subuh, Reni mulai tersadar dan bertanya-tanya ada apa. Adit menjelaskan semuanya pada Reni. Dia pun kembali melamun dengan keadaan kusut.
Bapak Adit mengingatkan Reni agar dia tidak melamun. Namun, secara tiba-tiba Reni mengatakan kalau dia juga menyukai salah satu jin yang merasukinya.
“Punten, Bapak. Reni hoyong uih. Hoyong pendak sareng kabogoh Reni (Maaf, bapak. Reni ingin pulang. Ingin bertemu pacar Reni),” ujar dia dengan nada sundanya yang kental.
Semua dibuat bingung dengan pernyataan Reni. Adit mengatakan kalau Reni melantur dan memintanya untuk beristigfar.
Hari demi hari berlalu dan kondisi Reni makin memburuk. Tidak ada seorang pun yang bisa membuatnya pulih. Hal ini diperparah karena Reni ingin jin yang ditubuhnya jangan pergi.
Suatu waktu, ayah Reni berkunjung untuk melihat kondisi anaknya. Menurut ayahnya, Reni memang sering melamun pasca-ditinggal pacarnya yang meninggal.
Pada akhirnya, Reni dibawa pulang ke Garut oleh ayahnya. Kabar terakhir yang diterima Adit, kondisi Reni belum sepenuhnya pulih.
Tubuhnya makin kurus, rambutnya tidak terurus, suka menyendiri, dan makin sering melamun. Menurut ajengan di kampungnya, jin di dalam tubuh Reni memang sudah tidak sebanyak sebelumnya.
Namun, ajengan tersebut mengatakan bahwa Reni juga menyukai para jin tersebut sehingga membuatnya tidak bisa lepas dari gangguan jin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar